TUGAS AKHIR ; RANCANG BANGUN UNIT PENGOLAH BITTERN MENJADI NIGARIN/SARI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI

PURNOMO, SATRIO PINANDHITO SIDIK and HARJANTO, TAUFAN RATRI and FADLILAH, ILMA (2022) TUGAS AKHIR ; RANCANG BANGUN UNIT PENGOLAH BITTERN MENJADI NIGARIN/SARI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI. Diploma thesis, Politeknik Negeri Cilacap.

[img] Text
COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN ROMAWI.pdf

Download (726kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (119kB)
[img] Text
BAB 2.pdf

Download (347kB)
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (363kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (445kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (176kB) | Request a copy
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (801kB)

Abstract

Desalinasi merupakan suatu sistem pengelolaan air laut menjadi air tawar dengan memanfaatkan energi panas seperti matahari dalam proses distilasi air laut, sehingga air laut nantinya akan berubah menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Proses desalinasi secara umum biasanya yang diambil hanyalah air kondensatnya,sedangkan Bittern/Brine dibuang maka dari itu Bittern/Brine akan dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi Sari Air Laut/Nigarin. Pembuatan alat pemekatan hasil samping desalinasi ini akan menghasilkan produk berupa SAL atau Nigarin. Dalam pembuatan alat pemekatan nigarin menggunakan panas matahari sebagai sumber pemanasnya. Nigarin dapat digunakan sebagai bahan pengental tahu yang didapat dari Bittern yang merupakan sisa desalinasi. Tujuan dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan waktu Pembuatan, laju penguapan , efisiensi energi , biaya operasional dalam penggunaan listrik dan Biaya yang dikeluarkan untuk membuat alat sebelum dan sesudah modifikasi. Dari penelitian ini dihasilkan Sari Air Laut (SAL) yang memiliki warna kekuningan, terdapat bentuk kristal jarum dan rasanya yang pahit. lama waktu Pembuatan untuk sebelum modifikasi adalah 12 Jam, setelah modifikasi tanpa water heater adalah 56 jam kemudian setelah ditambahkan water heater adalah 12 Jam, Jadi penambahan water heater mempengaruhi waktu Pembuatan SAL. laju penguapan sebelum modifikasi laju penguapan adalah 0,16 Kg/Jam, setelah modifikasi tanpa menggunakan water heater laju penguapan adalah 0,0357 Kg/Jam dan modifikasi dengan water heater laju penguapan adalah 0,16 Kg/Jam, jadi untuk laju penguapan tergantung dari waktu penguapan.Untuk perbandingan berdasarkan efisiensi energi sebelum modifikasi adalah 41,91% % setelah dilakukan modifikasi tanpa water heater efisiensi energi meningkat menjadi 85,98% lalu dengan water heater efisiensi menurun kembali menjadi 31,07% hal ini menandakan bahwa dalam efisiensi energi sesudah dilakukan modifikasi lebih baik tanpa water heater. Air tawar yang terkumpul pada pembuatan awal SAL adalah 0 mL, lalu setelah pembuatan SAL yang kedua menghasilkan air sebanyak 66 ml yang menandakan alat ini sudah bisa menghasilkan air tawar. Hasil perbandingan biaya yang dikeluarkan untuk membuat alat pembuat SAL dengan kapasitas tampungan 4L sebelum modifikasi adalah Rp. 1.728.000,00 dan sesudah modifikasi adalah Rp. 1.570.000,00. Biaya operasional dalam penggunaan listrik sebelum modifikasi dan sesudah modifikasi lebih unggul untuk alat sesudah modifikasi karena biaya yang dikeluarkan sebelum modifikasi adalah Rp. 703.584.12 sedangkan sesudah modifikasi biayanya adalah Rp. 141.000,00

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Biaya operasional; Bittern; Effisiensi; Laju Penguapan; Nigarin
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Depositing User: Satrio Pinandhito Purnomo Sidik
Date Deposited: 16 Sep 2022 00:58
Last Modified: 16 Sep 2022 01:31
URI: http://elib.pnc.ac.id/id/eprint/451

Actions (login required)

View Item View Item