Kahfi, Auliya and Triwuri, Nurlinda Ayu and Satriawan, Dodi (2022) TUGAS AKHIR : PUPUK ORGANIK PADAT DARI SAMPAH SAYURAN PASAR DAN DAUN TANJUNG (Mimusops elengi L.) MENGGUNAKAN VARIASI EM4 DAN MOL LIMBAH PRODUKSI TEMPE SERTA AIR CUCIAN WADAH KUE. Diploma thesis, Politeknik Negeri Cilacap.
Text
Halaman Romawi.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (63kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (386kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (240kB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (380kB) | Request a copy |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (186kB) | Request a copy |
|
Text
Lampiran.pdf Download (1MB) |
Abstract
MOL (Mikroorganisme Lokal) merupakan mikroorganisme yang dimanfaatkan pada pembuatan pupuk untuk mempercepat proses degradasi dalam pengomposan dengan tiga komponen pembuatan MOL yaitu karbohidrat, glukosa dan sumber bakteri. Proses pembuatan kue yang terbuat dari komponen utama tepung terigu dan tambahan bahan lainya seperti gula sering kali meninggalkan sisa adonan yang menempel pada wadah maupun alat yang digunakan dalam pembuatan kue sehingga perlu dilakukan perendaman terlebih dahulu, air rendaman tersebut mengandung karbohidrat dan gula dari sisa adonan pembuatan kue yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan MOL. Limbah cair tempe merupakan hasil samping dari kegiatan perebusan kedelai dalam proses pembuatan tempe yang dapat dimanfaatkan sebagai agen mikroorganisme. Sampah organik seperti sisa sayuran pasar dan daun tanjung kering dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dengan penambahan MOL sebagai bioaktivator. Metode pengomposan yang digunakan adalah anerob dengan empat belas perlakuan berbeda berdasarkan komposisi sayuran dan penambahan bioaktivator MOL serta EM4. Perlakuan variasi pembuatan pupuk disimbolkan dengan huruf A dan B dimana A merupakan perlakuan yang memiliki komposisi sayuran 500 gram sedangkan B merupakan perlakuan yang memiliki komposisi sampah sayuran 750 gram. Hasil penelitian menunjukkan suhu selama proses pengomposan mencapai fase mesofilik (20 – 45)℃ dengan capaian suhu maksimum 32℃. pH selama proses pengomposan sudah termasuk dalam kategori pH normal pengomposan yaitu pada rentangan 5 – 8. Kelembaban selama proses pengomposan seluruh perlakuan memiliki kelembaban yang berangsur menurun (dry) hingga berakhirnya proses pengomposan kecuali perlakuan B5. Sebagian besar pH pupuk yang dihasilkan dari proses pengomposan telah memenuhi spesifikasi pupuk organik padat SNI 19-7030-2004 kecuali perlakuan A2, A3, B1, B3 dan B6 yang menghasilkan pH di luar rentangan standar. Kadar air terbaik yang dihasilkan berada pada perlakuan B3 dengan kandungan kadar air terendah sebesar 52,20%. Persentase penyusutan bahan pengomposan terbaik berada pada perlakuan B2 yang memiliki persentase terbesar dengan 54,8%. Perlakuan yang menghasilkan kandungan C-organik terbaik berada pada perlakuan B7 dengan 19,59%. Kandungan N-total terbaik berada pada perlakuan B2 dengan 2,66%. Kandungan fosfor (P) terbaik berada pada perlakuan B4 yaitu 4,47%. Kandungan kalium (K) terbaik berada pada perlakuan B6 yaitu 0,60% dan perlakuan yang menghasilkan rasio C/N terbaik berada pada perlakuan B5 yaitu 14,68.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Daun tanjung, MOL air cucian wadah pembuatan kue, MOL limbah cair tempe, sampah pasar, POP |
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan |
Depositing User: | Auliya Kahfi |
Date Deposited: | 12 Sep 2022 00:36 |
Last Modified: | 12 Sep 2022 00:36 |
URI: | http://elib.pnc.ac.id/id/eprint/244 |
Actions (login required)
View Item |